Terima Kasih ya Allah ...Kau berikan akal budi ini hanya kepada manusia... Seandainya engkau berikan juga kepada binatang buas... maka buasnya akan berlipat ganda... Sementara manusia saja banyak yang buasnya melebihi binatang. ( hermadi, spd )

Sabtu, 31 Juli 2010

RENUNGANKU

RENUNGANKU


Suatu senja…
Kala letih membalut ragaku, kala jenuh meresapi setiap pikiranku ...
Aku duduk ditempat ini, lama termenung disini.
Mengingat semua yang kualami..
Mungkin memang takdir yang membawaku hingga disini.

Seperti kurasakan setiap aku menengok jendela menatap masa depan 
bersama deru dan tiupan angin yang membelah kesunyian.
Aku semakin bingung menapaki jalan kehidupan
dalam hati aku selalu bertanya ”Kemanakah kehidupan ini akan membawa ..?”

Saat senja beranjak pergi ...
Kala aku mengejar sang waktu, kala aku menatap dunia disekitarku
Bersama deru dan dingin yang mulai menggigit ragaku...
Aku melihat kehidupan...

Inikah kehidupan? Yang terus berpacu mengejar waktu?
Inikah denyut kehidupan yang dimulai sejak fajar dinyalakan .. ?
menjadi awal penerang alam ...

Di satu ujung senja, saat aku kembali di tempat ini
Duduk sendiri berteman sepi, ... gelap gulita siap menanti ...
Aku terkurung dalam ketakutan ...

Sering aku takut melangkahkan kakiku sendiri
Melangkahkan kakiku dalam kubangan hidup ...., 
takut salah melangkah...
Aku manusia lemah yang tak mempu melihat masa depan

Kini kehidupan mengantarku sampai ditempat ini
Bukan lagi saat senja, ... tetapi senja hingga senja lagi ...
Desah napasku semakin lirih
Dan ... kesetiaanku yang abadi, meratap dan menatap hari demi hari ...
Mengharap esok akan berganti
Kusebut nama Tuhanku ... Allah ...Allah ...Allah
Mungkinkah ....... ?
Tangis menjadi senyum berseri

Jumat, 02 April 2010

MARILAH BERPIKIR POSITIF


( Hermadi )
Assalamu’alaikum wr. wb.
Betapa sering kita terbelenggu oleh pikiran yang negatif. Pikiran yang selalu membawa kita pada kondisi yang tidak nyaman. Berawal dari membanding-bandingkan orang sampai dengan membanding-bandingkan kekayaan. Berawal dari membanding-bandingkan keadaan sampai dengan membanding-bandingkan kedudukan. Mulai dari menilai sipat dan sikap kawan sampai dengan mencari kelemahan dan kesalahan. Mulai dari memojokkan kawan sampai dengan menghantam dan mematikan. Dan pada giliran yang terakhir, pikiran lelah, resah dan gelisah, buntu mencari jalan keluar.
Kuatnya rasa curiga membuat prasangka yang bukan-bukan. Apalagi kalau nasib baik sedang tidak berpihak kepada kita. Penasaran yang memuncak didorong hati yang kecewa membuat segan dan malas berpikir secara sehat. Kebiasaan berpikir negatif siang dan malam membuat tertawapun nyaris tak ada. Kalau toh tertawa itupun karena terpaksa. Padahal tertawa itu sehat dan menyehatkan. Alangkah menderitanya kita ..?
Memang biasanya disela-sela itu ada suara-suara yang mengajak kita untuk merobah pola pikir yang lebih baik. Tetapi seolah berpikir negatif itu sudah merupakan reaksi tradisi dari “ hasil pikir “ apa yang kita ketahui dan alami sehari-hari. Kejadian yang menimpa kita anggap pahit dan menyiksa hati. Sedikit demi sedikit, tetapi pasti, rasa iba dan rendah diri menyelinap masuk ke sanubari, membentuk rasa kecewa dan sakit hati. Akal sehat tidak selalu dapat ditampilkan untuk menangkal dan menangkis penyakit kronis si “ sakit hati “. Bila kondisi sudah begini, maka inilah penderitaan !!! inilah kesengsaraan !!!
Apalagi jika kita membandingkan dan menganggap hidup kita dibawah orang yang sederajat dan seangkatan. Maka meratapi nasib dan nasib menjadi kebiasaan yang tak mudah sirna. Bahkan pertanyaan yang menggema dan tidak terhindarkan adalah … Yaa Allah .. dimanakah letak kebahagiaan ?
Padahal … apakah betul begitu? Apakah betul kita sengsara dan menderita ?
Jawabnya adalah TIDAK !!!
Kita bisa merasa bahagia … mengapa pilih merasa sengsara ..?
Kita bisa merasa senang hati … mengapa pilih yang sakit hati .. ?
Bahagia dan sengsara, senang dan sakit, semua tergantung dari pola pikir yang kita jalankan. Mau terus berpikir negatif, atau berpikir positif.
Cobalah kita renungkan !!!
Mengapa pikiran negatif sepanjang hari sangat kuat mencengkeram otak kita sehingga sulit menjalankan pola pikir yang positif ..? Manakala kita sadar dan berniat untuk berubah, mengapa itu sulit dilakukan ..? Benarkah otak kita telah di-setting untuk mengedepankan kecurigaan yang berbuntut was-was terhadap segala bentuk perubahan dan kejadian ?
Berpikir negatif tidak akan menghasilkan buah yang positif. Kita tidak mendapatkan manfaat apapun dari pola pikir yang negatif. Bahkan kita dapat menderita penyakit yang ngeri sekali, yaitu mengidap “ penyakit rohani dan jasmani “. Kalau sudah begini, maka peluang untuk merasakan hidup senang menjadi sempit sekali. Penderitaan yang kita alami menjadi penderitaan abadi karena tak mudah di obati.
Tanpa disadari mudah sekali terperangkap dengan aneka pikiran yang negatif. Sering kita tak kuasa menolaknya untuk hadir. Saat kondisi tertentu, pikiran negatif tiba-tiba menyusup masuk ke dalam pikiran kita. Dan baru sadar setelah beberapa saat kemudian. Pikiran negatif membuahkan rasa iba diri sendiri dan rasa iri pada orang lain. Pikiran negatif terjadi karena kita tidak mau, atau bahkan malu untuk menerima kenyataan yang ada. Kita selalu beranggapan orang lain lebih baik, lebih enak, lebih kaya, lebih sejahtera, lebih sukses, dan lain-lain. Yaah semua yang lebih ada pada orang lain, sementara semua yang kurang kita anggap selalu ada pada kita. Pikiran negatif yang ada pada diri kita biasanya bisa terjadi karena pendidikan ( dari orang tua ), karena kurangnya pengetahuan, dan bisa terjadi karena pengalaman. Pengalaman yang buruk membuat kita takut bangkit maju kedepan. Kegagalan membuat takut untuk mengalami kegagalan yang sama. Pikiran negatif bisa membuat kita kecanduan. Jika terus terbiasa dengan pikiran negatif, maka kita kecanduan membutuhkannya. Akibatnya segala hal akan mudah kita lihat dari kacamata negatif.
Kita terjebak dalam pikiran negatif dan sulit keluar karena biasa memilihnya menjadi pikiran yang paling nyaman berada di otak kita. Keburukan lebih mudah kita temukan dibanding kebaikan. Apalagi memilih pikiran positif kerap melahirkan tanggung jawab yang tidak ringan, sedangkan memilih pikiran negatif tidak sama sekali.. Saat kita sadar bahwa suatu pekerjaan memerlukan kesungguhan dan kerja keras, kita jadi enggan untuk melakukannya. Dan berbagai pernyataan negatif—sebagai perwujudan pikiran negatif—mudah keluar dari mulut kita. Padahal semua itu karena kita enggan dan malas untuk mengerjakan. Berarti kita lari dari tanggung jawab!
Kita punya kebebasan untuk memilih pikiran apa yang akan kita pasang di otak kita. Mari mulailah menerima dan melaksanakan tanggung jawab atas hidup kita. Berusahalah untuk berpikir positif.
Kalau kita saat ini sedang sedih, hal itu karena kita pikiran kita sendiri yang membuatnya sedih. Jika ada masalah yang tengah menghadang, kita harus bisa bertanggung jawab untuk menyelesaikannya, dengan pikiran positif. Jika seseorang membutuhkan bantuan, maka kita berkewajiban membantunya. Sebaliknya jika kita memerlukan bantuan, maka kita cari kawan yang bisa membantunya. Kalau kita ingin mempunyai kawan, maka harus pandai menarik dan mengundang mereka agar nyaman bersama kita. Kalau kita benci dengan keadaan saat ini yang penuh kekurangan, maka kita harus segera berbuat untuk mengakhirinya. Sebab, sukses tidak datang begitu saja pada diri kita, tanpa kita sendiri yang mengusahakannya. Mengeluh adalah bentuk penolakan tanggung jawab. Dan sikap menyalahkan orang lain hanyalah cara lain untuk menjauhkan dari tanggung jawab. Terimalah apa adanya.
Marilah dan mulailah berpikir positip. Sebab berpikir positif jauh lebih nikmat dan bermanfaat. Disamping senantiasa bersyukur pada Illahi juga dapat menikmati nikmatnya hidup ini. Syukurilah keadaan yang ada pada diri kita. Sebab hal itu membuat kita lega bernafas dan lapang dada. Penyakit kronis “ iri “ dan “ sakit hati “ jangan biarkan nenyelinap dilubuk hati. Singkirkan dengan ketaqwaan dan keimanan.
Bila di waktu mendatang kita terjebak dalam pikiran negatif, STOP dan tanyakan pada diri sendiri, apakah ingin menghindar dari tanggung jawab atas kenyataan yang terjadi, atau menerima tanggung jawab untuk berjuang dan mengatasi. Keputusan ada pada diri kita sendiri. ingin terjerumus kedalam jurang “ sakit hati “, atau ingin terbang hinggap di “ senang hati “ yang membawa kita merasakan nikmatnya hidup ini. Dengan senang hati ( bersyukur ) berarti kita sudah bertindak untuk mengubah kehidupan menjadi lebih baik.
Mari dengan akal budi dan nurani, kita gunakan pikiran ini untuk bertanggung jawab membawa kita pada hidup yang sejahtera dan lapang hati. Mudah-mudahan Allah SWT melimpahkan rasa sabar, nikmat, dan puas hati dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita tidak menjadi umatNya yang menderita sakit jasmani dan sakit rohani. Amin
Wassalmu’alaikum wr. wb.

Senin, 22 Maret 2010

SYUKUR KEPADA ALLAH SWT


( Hermadi )


Assalamu’alaikum wr. wb.
Jika kita mempunyai sepeda motor atau mobil, dan kita isi bahan bakar untuk dijalankan, maka akan mudah di ketahui, berapa jarak tempuhnya untuk ukuran bahan bakar yang kita isikan. Ada yang 1 liter bahan bakar mampu menempuh jarak 40 Km, ada yang 25 Km, ada yang 10 Km, dan lain-lain. Antara merk sepeda motor atau antara merk mobil yang satu dengan yang lain tidak sama. Tetapi jelas bahwa semua itu dapat diukur atau diketahui. Setelah bahan bakar habis, maka mesin sepeda motor atau mobilpun akan berhenti. Berhentinya mesin tersebut semata-mata karena bahan baker habis. Zeker ( mesin ) tidak dapat bekerja tanpa adanya bahan bakar. Bahan bakarlah segala-galanya bagi mesin sepeda motor atau mobil. Bahan bakarlah yang merupakan nyawa dari mesin sepeda motor atau mobil.

Pernahkah kita coba renungkan untuk membandingkan hidup atau nyawa yang ada pada diri kita dengan hidup atau nyawa sepeda motor atau mobil..? Mesin atau nyawa sepeda motor atau mobil tergantung pada bahan bakarnya. Sedangkan mesin atau nyawa yang ada pada diri kita tergantung pada apa dan siapa …? Jawabannya jelas tidak sama. Mesin atau nyawa kita tidak tergantung pada bahan baker atau makanan yang kita makan. Kita tidak dapat memastikan makan 1 piring nasi akan membuat hidup kita dapat menempuh sekian hari. Makan 2 piring nasi dapat menempuh hidup lebih banyak hari lagi. Makan bermacam-macam makanan membuat kita dapat menempuh hidup lebih lama lagi. Dan sebagainya … dan sebagainya.

Mesin atau nyawa yang ada pada diri kita tergantung dari Sang Pencipta…. Allah SWT. Tidak tergantung pada yang lainnya. Oleh karena itu jikalau kita ingin supaya hidup kita yang kita jalani ini dapat berjalan dengan baik …. larilah pada Allah …. Mintalah pada Allah. Dialah ..” Ahli Sevice “ untuk hidup kita. Mintalah pada Dia … berdoalah pada Dia. Dengan do’a Insya Allah nasib yang tidak baik bisa Dia ubah menjadi baik. Mesin yang rusak pada sepeda motor atau mobil larinya ke bengkel sepeda motor atau mobil. Mesin yang rusak atau sakit pada diri kita larilah kepada Allah. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Allah dengan firmanNya “ Kun fayya kun “ menciptakan manusia dari segumpal tanah dan diberi nyawa … jadilah manusia. Maka tidak ada susahNya untuk menyembuhkan segala gangguan mesin ( penyakit ) yang ada pada diri manusia.

Denyut atau detak nadi yang ada pada diri kita …. pernahkah kita mencoba menghitung … ? berapa kali berdenyut dalam 1 menit … ? berapa kali dalam 1 jam … ? dalam satu tahun … ? dalam sepanjang hidup kita sampai saat ini …. ? Pernahkah denyut itu berhenti selagi kita masih hidup …? Dalam 1 menit kurang lebih 60 s.d 70 kali. Dalam 1 jam 3600 kali. Dalam sehari semalam ( 3600 X 24 jam ) = 86.400 kali. Dalam satu bulan…? Satu tahun …? Yaah kita kewalahan menghitung. Walaupun ada hubungannya dengan makanan, karena memang hidup perlu makan, tetapi denyut nadi kita … nyawa kita tidak tergantung pada makanan. Sewaktu waktu denyut tersebut dapat berhenti ( mati ) kalau Allah menghendaki. Walaupun makan yang dimakan makanan yang enak-enak dan bergizi. Sebaliknya ada atau bahkan banyak orang yang makannya seadanya ( asal makanan halal ), perutpun juga tidak selalu kenyang, … tetapi kalau Allah menghendaki, orang tersebut dapat sehat wal afiat dan berumur panjang.

Allah SWT memberikan hidup dan kehidupan pada diri kita dengan penuh kasih saying. Sesungguhnyalah pemberian dariNya pemberian yang sempurna bagi kita. Sehingga kita umat manusia merupakan mkhluq Allah yang derajatnya paling tinggi diantara ciptaanNya yang lain. Maka seharusnyalah kita bersyukur atas segala pemberianNya. Dialah yang berkuasa atas diri kita. Baik pada waktu kita bangun maupun kita tidur. Baik pada waktu kita hidup maupun kita mati. Sebagaimana do’a kita menjelang tidur “ Bismika Allhuma ahyya wa bismika ammuut “

Subhanallah… ya rohman … ya rohim.
Terima kasih ya Allah, .. Kau berikan nafsu, dan akal budi ini hanya kepada manusia, sedangkan pada makhluq yang lain tidak. Pada malaikat Kau berikan akal budi, tetapi tidak Kau beri nafsu, Pada binatang Kau berikan nafsu, tetapi tidak Kau beri akal budi. Pada diri manusia Kau berikan lengkap semuanya. Ya nafsu, ya akal budi. Seandainya pada binatang buas juga Kau beri nafsu dan akal budi, ….maka mungkin buasnya akan berlipat ganda. Sementara manusia saja banyak yang buasnya melebihi binatang.

Pernahkah kita menyadari, … bahwa diri kita sebagai makhluq, ciptaan Sang Kholiq Allah SWT, oleh Allah SWT telah diberi beberapa kelebihan, dibanding dengan makhluq Allah yang lain.
  1. Allah memberikan nafsu, ini membuat kita bisa merasakan dan punya keinginan.
    1. Kita merasakan lapar …. timbul keinginan untuk makan
    2. Kita merasakan saki …. timbul keinginan untuk sembuh
    3. Kita merasakan sepi ….. timbul keinginan untuk berkumpul
    4. Kita merasakan sedih ….. timbul keinginan untuk senang
    5. Kita mersakan kecewa …. Timbul keinginan untuk dapat puas.
  1. Allah memberikan akal, ini membuat kita menjadi mudah untuk mencapai keinginan.
    1. Ingin makan, Akal budi menuntun untuk mendapatkan makan dengan mudah
    2. Ingin sembuh, akal budi menhuntun bagaimana mendapatkan obat dengan mudah
    3. Ingin kumpul, akal budi menuntun bagaimana cara dapat berkumpul, berkelompok dengan mudah
    4. Ingin senang, akal budi menuntun bagaimana untuk mendapatkan kesenangan dengan mudah
    5. Ingin puas, akal budi menuntun bagaimana untuk mendapatkan kepuasan
3. Allah memberikan Qolbu, yang menyebabkan kita bisa menikmati rasa cinta kasih dan
sayang, mempunyai rasa haru dan kerinduan, mempunyai rasa kurang dan kepuasan. Beberapa hal yang tidak terdapat pada binatang, tetapi hanya ada pada manusia.

Kesemuanya itu akan kita dapatkan dengan mudah kalau kita mengetahui cara atau kunci untuk mendapatkannya. Kuncinya sederhana, terletak pada satu sikap, yaitu “ bersyukur “ dan bukan “ berkufur “ Orang yang pandai ber syukur selalu akan mengalami kesenangan dan kepuasan dalam hidupnya.

Allah Maha Segala-galanya. Dan kita sebagai makhluqNya, janganlah sekali-kali mempunyai sifat dan sikap yang congkak atau sombong. Apalah arti diri kita jika dihadapkan pada kekuasaan Allah. Kita dapat hidup sejahtera, senang, kaya raya, sehat wal’afiat, kuat jasmani dan rohani, itu tidak lain dan tidak bukan, karena Allah. Bukan karena usaha atau kecakapan dari diri kita sendiri. Oleh karena itu, jikalau kita kebetulan berada pada keadaan yang demikian, hendaklah kita lebih bersyukur kepadaNya. Salah satu tanda sikap bersyukur adalah tidak congkak dan tidak sombong. Selalu menyadari bahwa hidup yang ada dalam diri kita bukan milik kita, melainkan milik Allah SWT.

1. Hendaknya kita tidak sombong karena kedudukan… kedudukan bias lepas
2. Hendaknya kita tidak sombong karena “ wajah “, … wajah rupawan bisa berubah
3. Hendaknya kita tidak sombong karena kepandaian, … orang pandai bisa gila
4. Hendaknya kita tidak sombong karena kekayaan, … semua harta bisa lenyap.

Kalau Dia menghendaki, semua yang ada pada diri kita bisa berubah sama sekali. Semua yang kita miliki akan lenyap dan tidak ada yang abadi. Semuanya akan lenyap kembali kepadaNya. Bahkan diri kitapun kalau nyawa ini sudah tidak ada, akan lebur kembali menjadi debu. “ Inna lillahi wa’inna illaihi roji’un “ Semua yang kita banggakan akan lenyap dari diri kita, kecauli 3 hal. Yaitu. Ilmu yang bermanfaat, amalan yang baik, dan anak yang soleh, yang selalu mendo’akan kita.

Kunci kebahagiaan pada diri kita terletak pada kepandaian kita dalam menggunakan dan mengendalikan nafsu dan akal budi. Ajaklah nafsu dan akal budi ini untuk senantiasa pandai bersyukur. Apa yang ada pada diri kita adalah milik Alllah. Nyawa yang ada pada diri kita milik Allah. Marilah kita serahkan hidup dan kehidupan kita kepadaNya. Insya Allah dengan tidak henti-hentinya kita memohon dan berlindung kepadaNya, … Allah akan memberikan yang terbaik buat kita … yang akan menuntun kita pada kehidupan yang baik. Baik di dunia maupun di akherat. 

رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَاالنَّارِ

 “ Robanna atina fi’dunnya khasanah wa fil akhiroti khasanah wa qiina adzab banner “

Syukur merupakan kualitas hati yang harus diraih dan dimiliki setiap muslim. Dengan bersyukur, kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Syukur mengajarkan kita untuk selalu memaknai hidup dari sudut pandang positif. Karenanya, syukur akan mengantarkan kita kepada pencapaian kesuksesan di dunia dan akhirat, sekaligus selalu mendapatkan tambahan nikmat dari Allah SWT.

Sebaliknya, jika kufur nikmat, kita akan senantiasa mendapatkan himpitan beban. Hidup akan selalu merasa kurang dan tidak bahagia. Bahkan, Allah telah memperingatkan akan azab-Nya yang pedih jika kita mengingkari nikmat-Nya. Betapa banyak kaum yang diazab dan orang-orang yang dicabut nikmatnya dan dihancurkan usaha jalan rezekinya, sebab telah mengingkari nikmat Allah.

Ada dua penyebab yang membuat kita tidak bersyukur. Pertama, kita sering memfokuskan diri kepada apa yang kita inginkan, bukan kepada apa yang kita miliki. Misalnya, jika kita memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik, tapi masih merasa kurang. Akhirnya, pikiran kita dipenuhi target dan keinginan yang pada akhirnya tidak pernah terpuaskan.

Kedua, kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Ke mana pun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pintar, lebih tampan, lebih cantik, dan lebih kaya dari kita.


Rasulullah saw adalah manusia yang sangat bersyukur. Beliau memberikan teladan agar umatnya menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah. Suatu ketika, beliau pernah ditanya Bilal, “Apakah yang menyebabkan baginda menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosa baginda, baik yang dahulu maupun yang akan datang?” Beliau menjawab, “Tidakkah engkau suka aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?”

Subhanallah, betapa mulianya Rasulullah saw. Sekalipun beliau telah diampuni seluruh dosa-dosanya, tapi beliau masih selalu beribadah kepada Allah, baik siang maupun malam. Semuanya beliau lakukan demi wujud syukurnya kepada Allah SWT. Bagaimana dengan kita?

Oleh karena itu diakhir tulisan ini penulis mengajak pada diri kita semua untuk senantiasa panda bersyukur kepada Allah SWT. Kenikmatan selalu ada pada orang yang selalu bersyukur. Dalam keadaan apapun. Karena kita menyadari bahwa semua itu karena Allah SWT. .Semoga Allah memberikan hidayah dan inayah kepada kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jumat, 29 Januari 2010

DOAKU

Yaa Allah .....
Setiap malam aku menghadapMU
bersujud dan bersimpuh kepadaMU,
memohon ampun serta ridhoMU,
yang berkuasa atas hidup dan matiku,
beri rezeki pada ayah ibuku,
beri kasih sayang pada ayah ibuku,
seperti mereka menyayangiku.

Yaa Allah .....
Setiap malam aku menghadapMU
bersujud dan bersimpuh kepadaMU,
memohon ampun serta ridhoMU,
yang berkuasa atas hidup dan matiku,
beri hidayah dan inayahMU,
beri kekuatan dalam hidupku,
jangan biarkan aku takut .....
menghadapi besok pagi,
jangan biarkan aku kalut .....
menghadapi hidup ini.

Senin, 25 Januari 2010

RENUNGAN MALAM


Aku bersyukur yaaa .... Alloh
Maha Besar engkau .....
Maha Agung Engkau .....
Maha Bijak Engkau .....



Engkau berikan nafsu dan akal budi ini kepada manusia .....
dan tidak kepada binatang-binatang buas,
seandainya binatang buas juga Engkau beri nafsu dan akal budi.....,
mungkin buasnya akan berlipat ganda .....,
sementara manusia yang Kau beri akal budi .....,
ada yang buasnya melebihi binatang.

Kera ( Monyet ) dari dulu tetap kera,
tanpa perubahan,
seandainya kera Kau beri nafsu dan akal budi,
maka kera akan mampu berbudaya,
saling berebut dengan manusia,
menghalalkan berbagai macam cara,
demi ambisi kepuasan pribadi

Yaa Allah ....,
aku mohon kepada MU,
jadikan aku umat Mu,
yang menggunakan akal budi,
untuk ber iman dan ber taq'wa,
untuk bersujud dan bertobat,
untuk berdo'a dan memuja,
untukberlindung dan berharap,
hanya kepada MU

Yaa Alloh .....
Ampuni dosa-dosaku .....
Tuntun aku dalam hidupku .....
Tuntun aku dalam matiku .....
Tuntun aku dalam dunia ......
Tuntun aku dalam akhirat .....

Beri aku keadaan yang baik .....
Di dunia maupun di akhirat .....
Fi dunnya wal akhirat
sujudku kepada MU yaa Alloh,
sujud insan kepada Sang Kholiq

Robana atina fidunya khasanah....,
Wafil akhiroti khasanah.....,
Waqina adzabbannar.
Amin ..... amin .... ya Robil'alamin

( hermadi )